LAPORAN BIOLOGI
Praktik
Pola Pewarisan Sifat Monohibrid dengan Sifat Dominasi Penuh
Disusun
Oleh :
·
Dinda
Listyaningrum (XII.3F/08)
·
Helena
Michele A (XII.3F/16)
·
Muchamad
Risqi S (XII.3F/26)
·
Y
B Abraham (XII.3F/36)
SMK THERESIANA SEMARANG (2013/2014)
A. Judul
Pola Pewarisan Sifat Monohibrid
dengan Sifat Dominasi Penuh
B. Tujuan
Membuktikian
rasio fenotip dan genotip pada monohibrid
C. Dasar
Teori
Ilmu
yang mempelajari tentang mekanisme pewarisan sifat dari induk kepada
keturunannya disebut ilmu genetika (berasal dari bahasa Latin Genos = asal usul). Pengetahuan tentang
adanya sifat menurun pada makhluk hidup sebenarnya sudah lama berkembang, hanya
belum dipelajari secara sistematis. Penelitian mengenai pola-pola penurunan
sifat baru diketahui pada abad ka-19 oleh Mendel.
Gambar 1 : Gregor Johan Mendel
Gregor Johan
Mendel adalah seorang biarawan dan penyelidik tanaman berkebangsaan Austria. Pada
tahun 1866 Mendel melaporkan hasil penyelidikannya selama bertahun-tahun atas
kacang ercis/kapri (Pisum sativum).
Untuk mempelajari sifat menurun, Mendel menggunakan kacang ercis dengan alasan
:
1
Memiliki
pasangan sifat yang mencolok.
2
Bisa
melakukan penyerbukan sendiri.
3
Segera
menghasilkan keturunan atau umurnya pendek.
4
Mampu
menghasilkan banyak keturunan.
5
Mudah
disilangkan.
Gambar 2 : Sifat-sifat kacang ercis
Dari hasil
penelitiannya tersebut Mendel menemukan prinsip dasar genetika, yang lebih
dikenal dengan Hukum Mendel. Pada dasarnya Hukum Mendel terdiri atas dua
rumusan, yaitu Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II.
1. Hukum
Mendel I/ Hukum Pemisahan Bebas/ Hukum Segregasi
Hukum Mendel I
dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan : “Pada pembentukan gamet kedua
gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan dalam dua sel anak”. Hukum ini berlaku
untuk persilangan monohybrid. Contoh persilangan mawar merah (M) dominan
terhadap putih (m). Hasil persilangan pada F1 menghasilkan fenotip
100% warna merah (Hh). Pada F2 menghasilakan 75% fenotip merah (HH
25%, Hh 50%) dan 25% putih.
2. Penyimpangan
Semu Hukum Mendel
Pada
kehidupan nyata, kebanyakan sifat yang diturunkan dari induk (orang tua) kepada
keturunannya (anak) tidak dapat dianalisis dengan cara mendel yang sederhana.
Misalnya persilangan monohibrid yang
menghasilkan perbandingan fenotip 1 : 2 : 1 dan persilangan dihibrid yang menghasilkan perbandingan
12 : 3 : 1, 9 : 7 atau 15 : 1. Semua hasil tersebut bertolak belakang dengan
hukum Mendel. Akan tetapi, jika diperhatikan angka – angka yang dihasilkan
merupakan variasi dari perbandingan 9: 3 : 3 : 1. Peristiwa ini disebut
penyimpangan semu Hukum Mendel. Penyimpangan ini terjadi karena interaksi antar
alel dan genetik
D.
Alat dan Bahan
1.
Wadah
2 Buah
2.
Kancing
genetika
4 warnah masing-masing 50 Butir
E. Cara
kerja
1.
Menyediakan
model gen masing-masing 50 buah, lalu menandai wadah yang satu dengan Simbol jantan (♂) dan lainnya dengan simbol betina (♀).
2.
Memasukkan
masing-masing 25
buah model gen ke dalam wadah A dan B , kemudian mengocok selama beberapa menit
agar kedua model gen tercampur.
3.
Mengambil
secara serentak dan acak model gen dari wadah berulang kali sampai habis dengan
mata tertutup.
4.
Mengamati
model gen yang terambil, kemudian mencatat kode susunan gen itu ke dalam tabel
hasil pengamatan.
5.
Melakukan
hal yang sama untuk dua sifat beda.
F. Hasil
Pengamatan
Monohibrid
·
P1 = HH
>< hh
(parental) = (hijau) >< (coklat)
Gamet = H h
F1 = Hh
(Filial)
(100% hijau)
·
P2 (F1 X F1) = Hh
><
Hh
Gamet = H H
h h
H
|
h
|
|
H
|
HH
(hijau)
|
Hh
(hijau)
|
h
|
Hh
(hijau)
|
hh
(coklat)
|
F2
Tabel 1 : Persilangan Monohibrid 3 : 1
Tabel 1 : Persilangan Monohibrid 3 : 1
Perbandingan genotif F2
= HH : Hh : hh
14 :
22 : 14
1
: 1,6 : 1
1 :
2 : 1
Perbandingan Fenotif F2
= Hijau : Coklat
36 :
14
3 : 1
Tabel
hasil pengamatan
No
|
Genotip
|
Fenotip
|
No
|
Genotip
|
Fenotip
|
1
|
Hh
|
Hijau
|
26
|
HH
|
Hijau
|
2
|
HH
|
Hijau
|
27
|
hh
|
Coklat
|
3
|
Hh
|
Hijau
|
28
|
Hh
|
Hijau
|
4
|
hh
|
Coklat
|
29
|
HH
|
Hijau
|
5
|
HH
|
Hijau
|
30
|
hh
|
Coklat
|
6
|
Hh
|
Hijau
|
31
|
hh
|
Coklat
|
7
|
Hh
|
Hijau
|
32
|
HH
|
Hijau
|
8
|
HH
|
Hijau
|
33
|
Hh
|
Hijau
|
9
|
hh
|
Coklat
|
34
|
hh
|
Coklat
|
10
|
hh
|
Coklat
|
35
|
HH
|
Hijau
|
11
|
HH
|
Hijau
|
36
|
hh
|
Coklat
|
12
|
Hh
|
Hijau
|
37
|
hh
|
Coklat
|
13
|
Hh
|
Hijau
|
38
|
HH
|
Hijau
|
14
|
HH
|
Hijau
|
39
|
Hh
|
Hijau
|
15
|
hh
|
Coklat
|
40
|
Hh
|
Hijau
|
16
|
hh
|
Coklat
|
41
|
HH
|
Hijau
|
17
|
HH
|
Hijau
|
42
|
hh
|
Coklat
|
18
|
Hh
|
Hijau
|
43
|
Hh
|
Hijau
|
19
|
Hh
|
Hijau
|
44
|
Hh
|
Hijau
|
20
|
HH
|
Hijau
|
45
|
Hh
|
Hijau
|
21
|
hh
|
Coklat
|
46
|
Hh
|
Hijau
|
22
|
hh
|
Coklat
|
47
|
Hh
|
Hijau
|
23
|
HH
|
Hijau
|
48
|
Hh
|
Hijau
|
24
|
Hh
|
Hijau
|
49
|
Hh
|
Hijau
|
25
|
Hh
|
Hijau
|
50
|
Hh
|
Hijau
|
Tabel 2 : Hasil Persilangan Monohibrid
G.
Kesimpulan
1.
Monohibrid
Dari hasil pengamatan mohibrid yang
kami peroleh dapat di tarik kesimpulan bahwa pada
persilangan monohybrid tersebut di atas,
nampak bahwa untuk menghasilkan individu Hh pada F1, maka baik HH
maupun hh pada generasi P membentuk gamet . Individu HH membentuk gamet H, sedang
individu hh membentuk gamet h. Dengan demikian, individu Hh pada F1
merupakan hasil penggabungan kedua gamet tersebut.. Gamet yang dihasilkan oleh
individu Hh ada dua macam, yaitu H dan h.
Selanjutnya, dari kombinasi gamet-gamet tersebut diperoleh
individu-individu generasi F2 dengan pebandingan gennya adalah
HH : Hh : hh = 14 : 22 : 14.
Sedangkan perbandingan fenotifnya adalah Hijau : Coklat = 36 : 14.
Dari diagram itu pula dapat dilihat bahwa sifat yang dominan adalah warna hijau.
Perbandingan genotif F2 =
HH :
Hh
: hh
14 : 22 : 14
1 : 1,6 : 1
Prosentase 28% : 44% : 28%
% Kesalahan -12% : 12% : -12%
Perbandingan Fenotif F2
= Hijau :
Coklat
36
: 14
2,6 : 1
Prosentase 72% : 28%
% Kesalahan 4% : -12%
H.
Tugas
1.
Dari pencatatan data, buat perbandingan
frekuensi antara pasangan pasangan ( Hijau-hijau) :
(Hijau-Coklat) : (Coklat-coklat)
2.
Kalau pasangan model gen Hijau Coklat
disusun sedemikian rupa sehingga model gen hijau diatas yang coklat, warna apa
yang tertutup dan warna apa yang menutupi?
3.
Pasangan Model gen manakah yang dimaksud
pada soal nomor 2 ?
4.
Bagaimana perbandingan jumlah pasangan-pasangan gen tersebut apabila pasangan
hijau-coklat diletakkan seperti nomor 2?
5.
Berapa macam pasangan model gen yang
kamu peroleh? Jelaskan !
6.
Dilihat dari warna yang nampak saja,
berapa macam pasangan model gen?
7.
Apabila percobaan diatas adalah persilangan
antara dua hewan yang F1 nya berfenotip bulu hitam dengan fenotipp Hh dan model gen hitam adalah gen
yang bersifat dominan dan diberi simbol H. Sedangkan gen putih bersifat resesif
diberi simbol h, maka buatlah bagan persilangan serta perbandingan F2 nya
Jawaban :
1.
( Hijau-hijau) :
(Hijau-Coklat) : (Coklat-coklat)
14 : 22 : 14
1 : 1,6 :
1
1 : 2 : 1
2. Warna
Menutupi : Hijau
Warna Tertutupi : Coklat
3.
HH
(hijau) : hh (coklat)
4.
1 :
2 : 1
5.
Ada
3 (tiga), yaitu HH (hijau-hijau), Hh (hijau-coklat), hh (coklat-coklat)
6.
Ada
2 yakni hijau (HH, Hh) dan coklat (hh)
7. Diketahui: F1 berfenotif bulu htam Hh, gen hitam
bersifat dominan dan bersimbol H, gen
putih bersifat resesif dan bersimbol h.
Ditanya: bagan persilangan serta perbandingan F2 nya.
Jawab:
P1 = HH
>< hh
(parental) = (hitam) >< (putih)
Gamet = H h
F1 = Hh
(Filial) (100% hitam)
P2 (F1 X F1) = Hh ><
Hh
Gamet = H H
h h
H
|
h
|
|
H
|
HH
(hitam)
|
Hh
(hitam)
|
h
|
Hh
(hitam)
|
hh
(putih)
|
F2
Perbandingan genotif F2
= HH : Hh : hh
1 :
2 : 1
Perbandingan Fenotif F2
= Hitam
: putih
3
: 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar