Sabtu, 19 Oktober 2013

Laporan Praktik Biologi

LAPORAN BIOLOGI
Praktik Pola Pewarisan Sifat Monohibrid dengan Sifat Dominasi Penuh















Disusun Oleh :
·         Dinda Listyaningrum              (XII.3F/08)
·         Helena Michele A                   (XII.3F/16)
·         Muchamad Risqi S                  (XII.3F/26)
·         Y B Abraham                          (XII.3F/36)


SMK THERESIANA SEMARANG (2013/2014)






A.      Judul
Pola Pewarisan Sifat Monohibrid dengan Sifat Dominasi Penuh
B.       Tujuan
Membuktikian rasio fenotip dan genotip pada monohibrid
C.      Dasar Teori
Ilmu yang mempelajari tentang mekanisme pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya disebut ilmu genetika (berasal dari bahasa Latin Genos = asal usul). Pengetahuan tentang adanya sifat menurun pada makhluk hidup sebenarnya sudah lama berkembang, hanya belum dipelajari secara sistematis. Penelitian mengenai pola-pola penurunan sifat baru diketahui pada abad ka-19 oleh Mendel.







Gambar 1 : Gregor Johan Mendel
Gregor Johan Mendel adalah seorang biarawan dan penyelidik tanaman berkebangsaan Austria. Pada tahun 1866 Mendel melaporkan hasil penyelidikannya selama bertahun-tahun atas kacang ercis/kapri (Pisum sativum). Untuk mempelajari sifat menurun, Mendel menggunakan kacang ercis dengan alasan :
1        Memiliki pasangan sifat yang mencolok.
2        Bisa melakukan penyerbukan sendiri.
3        Segera menghasilkan keturunan atau umurnya pendek.
4        Mampu menghasilkan banyak keturunan.
5        Mudah disilangkan.










 





Gambar 2 : Sifat-sifat kacang ercis
Dari hasil penelitiannya tersebut Mendel menemukan prinsip dasar genetika, yang lebih dikenal dengan Hukum Mendel. Pada dasarnya Hukum Mendel terdiri atas dua rumusan, yaitu Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II.
1.    Hukum Mendel I/ Hukum Pemisahan Bebas/ Hukum Segregasi
Hukum Mendel I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan : “Pada pembentukan gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan dalam dua sel anak”. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohybrid. Contoh persilangan mawar merah (M) dominan terhadap putih (m). Hasil persilangan pada F1 menghasilkan fenotip 100% warna merah (Hh). Pada F2 menghasilakan 75% fenotip merah (HH 25%, Hh 50%) dan 25% putih.
2.    Penyimpangan Semu Hukum Mendel
Pada kehidupan nyata, kebanyakan sifat yang diturunkan dari induk (orang tua) kepada keturunannya (anak) tidak dapat dianalisis dengan cara mendel yang sederhana. Misalnya persilangan monohibrid yang menghasilkan perbandingan fenotip 1 : 2 : 1 dan persilangan dihibrid yang menghasilkan perbandingan 12 : 3 : 1, 9 : 7 atau 15 : 1. Semua hasil tersebut bertolak belakang dengan hukum Mendel. Akan tetapi, jika diperhatikan angka – angka yang dihasilkan merupakan variasi dari perbandingan 9: 3 : 3 : 1. Peristiwa ini disebut penyimpangan semu Hukum Mendel. Penyimpangan ini terjadi karena interaksi antar alel dan genetik

D.       Alat dan Bahan
1.      Wadah 2 Buah
2.      Kancing genetika 4 warnah masing-masing 50 Butir


E.       Cara kerja
1.      Menyediakan model gen masing-masing 50 buah, lalu menandai wadah yang satu dengan Simbol jantan (♂) dan lainnya dengan simbol betina (♀).
2.      Memasukkan masing-masing 25 buah model gen ke dalam wadah A dan B , kemudian mengocok selama beberapa menit agar kedua model gen tercampur.
3.      Mengambil secara serentak dan acak model gen dari wadah berulang kali sampai habis dengan mata tertutup.
4.      Mengamati model gen yang terambil, kemudian mencatat kode susunan gen itu ke dalam tabel hasil pengamatan.
5.      Melakukan hal yang sama untuk dua sifat beda.
F.       Hasil Pengamatan
Monohibrid
·         P1              =   HH      ><   hh
             (parental)        =  (hijau) ><   (coklat)
               Gamet          =     H                 h                              
                      F1           =             Hh
                   (Filial)             (100% hijau)
·         P2 (F1 X F1)                Hh  ><  Hh
                   Gamet                  =       H           H
                                                                      h           h
H
h
H
HH
(hijau)
Hh
(hijau)
h
Hh
(hijau)
hh
(coklat)
F2
 
     Tabel 1 : Persilangan Monohibrid 3 : 1
        Perbandingan genotif F2 = HH   : Hh   :  hh
     14   :  22   :  14
       1    :  1,6   :  1
                                                      1     :    2   :  1
Perbandingan Fenotif F2 = Hijau : Coklat
                                               36    :   14
                                                 3    :     1
Tabel hasil pengamatan
No
Genotip
Fenotip
No
Genotip
Fenotip
1
Hh
Hijau
26
HH
Hijau
2
HH
Hijau
27
hh
Coklat
3
Hh
Hijau
28
Hh
Hijau
4
hh
Coklat
29
HH
Hijau
5
HH
Hijau
30
hh
Coklat
6
Hh
Hijau
31
hh
Coklat
7
Hh
Hijau
32
HH
Hijau
8
HH
Hijau
33
Hh
Hijau
9
hh
Coklat
34
hh
Coklat
10
hh
Coklat
35
HH
Hijau
11
HH
Hijau
36
hh
Coklat
12
Hh
Hijau
37
hh
Coklat
13
Hh
Hijau
38
HH
Hijau
14
HH
Hijau
39
Hh
Hijau
15
hh
Coklat
40
Hh
Hijau
16
hh
Coklat
41
HH
Hijau
17
HH
Hijau
42
hh
Coklat
18
Hh
Hijau
43
Hh
Hijau
19
Hh
Hijau
44
Hh
Hijau
20
HH
Hijau
45
Hh
Hijau
21
hh
Coklat
46
Hh
Hijau
22
hh
Coklat
47
Hh
Hijau
23
HH
Hijau
48
Hh
Hijau
24
Hh
Hijau
49
Hh
Hijau
25
Hh
Hijau
50
Hh
Hijau

                        Tabel 2 : Hasil Persilangan Monohibrid




G.    Kesimpulan
1.    Monohibrid
            Dari hasil pengamatan mohibrid yang kami peroleh dapat di tarik kesimpulan  bahwa         pada persilangan monohybrid  tersebut di atas, nampak bahwa untuk menghasilkan individu Hh pada F1, maka baik HH maupun hh pada generasi P membentuk gamet . Individu HH membentuk gamet H, sedang individu hh membentuk gamet h. Dengan demikian, individu Hh pada F1 merupakan hasil penggabungan kedua gamet tersebut.. Gamet yang dihasilkan oleh individu Hh ada dua macam, yaitu H dan h.  Selanjutnya, dari kombinasi gamet-gamet tersebut diperoleh individu-individu generasi F2 dengan pebandingan gennya adalah HH : Hh : hh = 14 : 22 : 14. Sedangkan perbandingan fenotifnya adalah  Hijau : Coklat = 36 : 14.
Dari diagram itu pula dapat dilihat bahwa sifat yang dominan adalah warna hijau.
Perbandingan genotif F2 = HH           :           Hh        :          hh
14                       22                 14
1                       1,6                1
Prosentase                          28%          :           44%     :           28%
% Kesalahan                      -12%         :           12%     :           -12%

Perbandingan Fenotif F2 =      Hijau               :           Coklat
36                         :             14
 2,6                  :              1
            Prosentase                               72%                 :             28%
            % Kesalahan                           4%                   :           -12%









H.    Tugas
1.    Dari pencatatan data, buat perbandingan frekuensi antara pasangan pasangan ( Hijau-hijau)  :  (Hijau-Coklat)  :  (Coklat-coklat)
2.    Kalau pasangan model gen Hijau Coklat disusun sedemikian rupa sehingga model gen hijau diatas yang coklat, warna apa yang tertutup dan warna apa yang menutupi?
3.    Pasangan Model gen manakah yang dimaksud pada soal nomor 2 ?
4.    Bagaimana perbandingan jumlah pasangan-pasangan gen tersebut apabila pasangan hijau-coklat diletakkan seperti nomor 2?
5.    Berapa macam pasangan model gen yang kamu peroleh? Jelaskan !
6.    Dilihat dari warna yang nampak saja, berapa macam pasangan model gen?
7.    Apabila percobaan diatas adalah persilangan antara dua hewan yang F1 nya berfenotip bulu hitam dengan fenotipp Hh dan model gen hitam adalah gen yang bersifat dominan dan diberi simbol H. Sedangkan gen putih bersifat resesif diberi simbol h, maka buatlah bagan persilangan serta perbandingan F2 nya

Jawaban :
1.      ( Hijau-hijau)  :  (Hijau-Coklat)  :  (Coklat-coklat)
14           :           22            :           14
                        1          :          1,6            :            1
                        1          :            2             :            1
2.      Warna Menutupi : Hijau
Warna Tertutupi  : Coklat
3.      HH (hijau) : hh (coklat)
4.      1   :   2   :   1
5.      Ada 3 (tiga), yaitu HH (hijau-hijau), Hh (hijau-coklat), hh (coklat-coklat)
6.      Ada 2 yakni hijau (HH, Hh) dan coklat (hh)
7.      Diketahui: F1 berfenotif bulu htam Hh, gen hitam bersifat dominan dan bersimbol H,     gen putih bersifat resesif dan bersimbol h.
Ditanya: bagan persilangan serta perbandingan F2 nya.
Jawab:
   P1                              =   HH      ><   hh
   (parental)                  =  (hitam) ><   (putih)
   Gamet                      =     H                 h                              
    F1                             =             Hh
     (Filial)                            (100% hitam)

    P2 (F1 X F1)                  Hh  ><  Hh
 Gamet                                    =       H           H
                                                          h           h

H
h
H
HH
(hitam)
Hh
(hitam)
h
Hh
(hitam)
hh
(putih)
                     F2
 
                                  

Perbandingan genotif F2 = HH   : Hh   :  hh
                                             1     :    2   :  1
Perbandingan Fenotif F2 = Hitam : putih
                                                 3    :     1




Tidak ada komentar:

Posting Komentar