Sabtu, 25 Januari 2014

Ku Peluk Erat Kesedihan Rory

Aku terbangun dari sebuah mimpi yang membuatku begitu cemas dan sedikit menyeramkan. Awalnya aku berfikir bahwa ini benar-benar terjadi pada hidupku. Mimpi ini terlihat begitu nyata sehingga aku sendiri tak bisa merasakan jika ini hanyalah sebuah mimpi. Aku begitu heran tak biasanya aku bermimpi seburuk ini jika semalam aku tidak memikirkan seseorang untuk kurindukan. Memang aku sering sekali merindukan dan memikirkan seseorang dan itu pasti terbawa menjadi mimpi yang indah bahkan tak sedikit menjadi mimpi yang menyeramkan. Ku pikir kembali kenapa ini berbeda dengan sebelumnya. Aku berusaha mengingat siapa yang hampir terbunuh bersamaku dalam mimpi semalam. Siapa yang begitu ku takuti pergi dari hidupku. Sekejap pertanyaan-pertanyaan itu hanyut dalam sebuah pesan yang masuk dalam ponselku. Ku buka perlahan dengan sedikit trauma dan akhirnya aku mendapati hanyalah pesan dari seorang sahabatku yang berisikan ajakan untuk "Hang Out" nanti siang. 

Ini bukan persoalan mimpiku semalam, namun yang ku khawatirkan hanyalah firasatku yang begitu membuatku sedikit takut akan terjadi sesuatu yang tidak ku inginkan. 
Tak lama hari mulai memasuki tengah siang dan aku harus ketemuan dengan Rory sahabat ku dari kecil. Gadis cantik berambut pirang ini tidak pernah pergi tanpaku. Meski dia tidak single namun dia tidak pernah menomor duakan aku dibanding pacarnya. Aku sangat bersyukur memiliki malaikat untuk menemaniku sepertinya. Dan aku lebih bersyukur tidak pernah memiliki rasa yang lebih dari perasaan sebagai seorang sahabat atau sebagai keluarga.

Aku masuk perlahan kedalam sebuah ruangan yang sudah ku kenal betul, ruangan ini tak pernah tampak kotor apalagi berantakan. Karena Rory tidak pernah nyaman jika kamarnya sedikit saja terlihat kacau. Dengan sedikit cemas ku dapati Rory sedang mengusap air matanya dan sapa ku membuatnya berbalik ke arahku dan dia memberikan senyum hambar padaku. Reflek tubuhku pun langsung menuju ke arahnya dan aku langsung memeluknya erat dan membisikkan "apa yang sebenarnya terjadi padanya?". Rory tidak memberikan jawaban apapun. Aku kenal benar dia tidak pernah seperti ini. Dia tidak pernah menyembunyikan apapun dari aku. Firasatku mulai mengarahkanku pada Aldo cowok yang ku curigai mempermainkan Rory.

Hampir satu jam aku duduk disamping Rory yang sembari tadi hanya melamun seperti tidak memiliki daya untuk bertahan hidup. Air matanya terus keluar tanpa ada satu nada pun yang keluar dari mulutnya. Aku mulai panik jika dia terus menerus melakukan hal seperti ini. Aku menggenggam tanganya dan terus berusaha untuk membuatnya kembali pada dirinya yang dulu. Aku tahu usahaku akan sia-sia jika Rory tidak mendapatkan apa yang diinginkanya saat ini. 
Hari ini bernar-benar terjadi. Apa yang terjadi pada Rory benar-benar aku rasakan. dia tidak pernah melakukan hal seperti ini. Dia selalu ceria jika ada aku di sampingnya, tapi yang kudapati sekarang hanya tatapan kosong Rory saat aku di sampingnya. Segelas coklat panas yang biasanya dia habiskan sekaligus pun sudah menjadi dingin karena tidak sedikitpun tersentuh olehnya. Akhirnya aku mulai memeluknya kembali dan sedikit terkejut dia mulai membalas pelukanku dan mulai merengek di pundakku seperti biasa dia lakukan. Semua itu membuatku bahagia ketika Rory mulai menceritakan semua nya yang dia alami sekarang, dan tebakanku sebelumnya sangat tepat bahwa dia di selingkuhi oleh aldo yang dari dulu memang "bajingan" .

Tangisan Rory begitu membuatku tidak tahan mengeluarkan air mata, tapi aku harus kuat untuk membuat Rory bangkit kembali. Dia begitu mencintai Aldo, dia begitu hilang kendali sambil memukuli punggungku dalam pelukanya, ku biarkan Rory mengeluarkan semua kekecewaanya, Semakin kencang Rory memukul punggungku semakin kuat aku harus menahan jeritan ku.
Keadaan mulai mereda dan Rory mulai tersadar akan keberadaanku, dia menangis karena telah membuatku merasa sakit, 

Setelah suasana ketegangan mulai hilang, aku mulai melakukan hal konyol untuk membuat Rory kembali tersenyum. Aku juga menunjukkan kembali Foto-foto Aldo saat berselingkuh dulu dan Rory tidak mempercayainya karena tidak melihatnya langsung. Dan aku segera mengusap air mata Rory dan berusaha meyakinkan bahwa aldo sama sekali tidak pantas jika hanya menyakitinya. Rory sontak menggelitiku dan mengucapkan maaf karena tidak mempercayaiku sebelumnya. 
Sejak saat itu aku mengerti bahwa aku benar-benar menyayangi rory seperti aku menyayangi diriku. Aku percaya benar-benar ada ikatan batin antara aku dan rory. aku juga yakin firasat burukku tadi pagi yang tak lain mengenai Rory. Dan sejak saat ini kami berjanji untuk tidak pernah membuat satu sama lain merasa khawatir lagi. Dan aku berjanji pada diriku akan menjaga Rory seperti aku menjaga keluargaku.

Sabtu, 18 Januari 2014

Ku Ingin Kamu yang Dulu

Ini memang seperti cerita dongeng yang tak logis sama sekali ketika dipikirkan kembali. Semuanya tak pernah habis untuk ku kenang. Selalu saja ada bekas yang begitu dalam. entah sampai kapan bekas itu akan berdiam di sisi ini atau entah ini telah mendarah daging dalam perasaan yang begitu lemah tak berdaya.

Aku masih ingat benar saat terakhir kali kita bertengkar dulu. Kau begitu emosi kepadaku dan menuduhku dengan firasat-firasat negatif mu. Itu yang kesekian kali nya kamu melakukan hal itu berulang-ulang, sampai pada kesalahanku menggunakan saat itu sebagai alasan untuk mengatakan kata putus padamu. Kata demi kata ku rangkai pada ponselku sampai terbentuk 3 Text pesan singkat. Awalnya aku memang sangat ragu akan mengirimkan pesan singkat itu padamu, namun seolah berbisik kencang ajakan untuk segera mengirimkan dan mengakhiri ini semua.

Tak pernah bisa ku lupa kamu berulang kali mengatakan kamu akan berubah asal aku memberikanmu kesempatan. Kita masih saling menyayangi, namun hadirnya seseorang lah yang membuatku sedikit berbuat tega padamu. hingga akhirnya kesedihanku meluap juga ketika kamu 5x menelponku dan tak satupun telpon yang ku angkat. Tiba-tiba hati nurani ku pun berbisik untuk menelpon mu balik, dan dengan penuh kejutan kamu menangis dengan sedikit kencang hingga membuatku ikut meneteskan air mata. Saat itu aku hanya bisa mengatakan seribu maaf karena aku menghianatimu demi gadis yang baru saja ku dekati.

Aku sangat mengerti kamu telah memberiku predikat orang yang pembohong dan telah memblacklist semua kenangan kita dari kehidupan mu. Aku begitu sadar bahwa aku telah jauh membohongimu dan menjadi manusia paling tidak bersyukur di dunia ini. Aku merasakan semua penderitaan dan siksaan yang kamu alami. Tepatnya setelah kita tidak berhubungan lagi, itu semua membuatku tersiksa karena sering sekali merindukan semua yang kita lakukan dulu. Aku begitu rindu saat-saat kamu bawel,pemarah,penuh perhatian,sensi dan itu semua yang begitu membuatku berdosa karena aku baru sadar bahwa kamu benar-benar mencintaiku. Aku begitu bodoh ketika aku pernah sekali ketahuan  berhubungan  dengan orang lain namun dengan rasa sayangmu kamu mempercayai ku lagi dan memberiku kesempatan untuk kedua kalinya. Namun aku mengulangi nya dengan hal yang serupa. Semua bagaikan jatuh ke lubang yang sama. Penyesalah Tinggal penyesalan yang tersisa.

Dan sekarang inilah yang terjadi. Aku begitu merindukan mu dan rasa sayangmu. Walaupun aku tahu kau sudah dekat dengan orang lain dan menuju langkah untuk menjalin suatu hubungan. Aku tidak peduli untuk begitu saja masuk kembali dalam kehidupanmu. Aku begitu menginingkan kamu lagi. Aku merasa kamu masih milikku, dan semua akan aku lakukan untuk merebut seluruh perhatianmu kembali dari orang itu.

Nasi kurasa memang sudah menjadi bubur dan semua seperti balasan telak padaku. Kamu begitu tidak peduli padaku lagi. Sangat berbeda dengan yang dulu. Kamu menjadi menjauh dariku, kamu juga tidak seperhatian dulu. Kamu selalu bilang sulit sekali untuk kembali memberi perhatian kepadaku apalagi memberikan kepercayaan kepadaku. Apakah kenyataan ini yang harus kuterima sekarang atas balasan perlakuanku dulu?

Mungkin kamu tidak pernah tau beberapa hari sulit ini selalu terbayangkan wajahmu. Kamu selalu hadir dalam setiap lamunanku dan tidak pernah absen dari bunga tidurku. Aku beberapa kali memimpikan berdua bersamamu dalam sebuah tempat yang sangat indah seperti surga. Aku merasa sangat bahagia sampai aku tersadar semua itu hanyalah mimpi. Dan sekarang aku hanya bisa memperhatikanmu dari kejauhan tanpa kamu tau air mata rinduku selalu menetes setiap perlakuan mu sekrang yang membuatku begitu menyesal.

Aku tahu penyesalah tak akan membayar semuanya. Aku juga harus menerima kenyataan bahwa kamu tidak mungkin menerimaku lagi, walaupun aku dalam keadaan sekarat sekalipun aku yakin kamu tetap akan bersikap acuh padaku.

Di setiap doaku aku selalu menyisipkan rintihan rindu untuk memelukmu kembali. Aku hanya ingin satu hal yaitu kamu mau kembali memberikan perhatianmu kepadaku dan kembali menjadi kamu yang dulu dengan komitmenku untuk tidak menyakitimu kembali. Meskipun hal ini sulit untuk terjadi. Namun aku yakin suatu saat nanti akan terjadi meskipun di detik terakhir aku bertemu denganmu.

Untukmu yang kucintai dulu
Yang telah ku kecewakan setelah 6 bulan itu
Semoga kamu tau perasaanku padamu sekarang
Aku begitu menyesal akan perlakuanku saat itu
Aku hanya ingin kepercayaanmu dan kamu yang dulu
Yang pernah tertuliskan "RYBANM"

Rabu, 15 Januari 2014

Gagal dan mengapa selalu gagal !

Aku tau betul akan hari ini dan segala kemungkinan yang akan terjadi nanti. Aku memang bukan Tuhan yang bisa mengatur segala kejadian atau peristiwa yang akan terjadi nanti, tapi setidaknya aku sedikit siap untuk hari ini dan segala yang terjadi. Inilah Perayaan natal di sekolah yang telah genap 2,5 Tahun ku tempati dan terasa tidak asing untuk kupandangi setiap sisi yang menggambarkan kemegahan gedung berlantai 4 ini. Tepat jam 16.00 serangkaian acara yang tidak kuminati akhirnya telah dimulai. Memang aku mendapatkan Tugas menjadi pelayan altar saat misa dimulai dan hanya bagian itu yang dengan iklas aku jalani. 

1,5 jam berlalu dan Misa Perayaan Natal telah ditutup, Segeralah menginjak Penampilan-penampilan dari berbagai kelas yang masing-masing memamerkan bakat yang dimiliki masing-masing. Aku pun terhanyut dalam sepi nya perayaan itu. Tidak ada satu pun teman atau sahabat yang berada di sebelahku, yang ku tahu hanya satu Box makan malam dan 1 punch minuman setengah dingin yang menemaniku duduk di bagian paling belakang dari tempat yang di sediakan. Tidak ada satupun orang yang enggan menyapaku. Bagai ranting pohon yang jatuh dan hening tanpa ada yang peduli akan gerak-geriknya. Semua orang di sekitarku terlihat begitu menikmati acara yang menurutku sangat "Shit" bagiku. Mereka berteriak,melompat kegirangan, bahkan ada yang rela berdiri demi melihat penampilan menarik menurutnya. Tetapi aku tidak, aku masih sibuk memainkan sebuah Tablet yang telah lama ku pegangi dan tidak sedikitpun memperdulikan apa yang sedang terjadi sekarang. Mungkin aku berhutang budi pada Tablet yang telah menemaniku saat itu.

Entah kenapa aku mulai tersadar bahwa telah lebih dari 1 jam aku fokus pada kesibukanku sampai aku tidak menyadari salah seorang temanku memanggilku untuk sekedar menanyakan apakah keadaanku baik-baik saja. Aku tidak begitu senang menanggapi sapaan gadis itu dan sontak ku balas dengan senyum kecil untuk menandakan bahwa aku merasa baik disini. Aku beranjak dari tempat duduk ku dan segera menuju ke halaman sekolah untuk sekedar melihat keadaan diluar dan kudapati langit telah benar-benar gelap, dengan sedikit kaget jam telah menunjukkan pukul 19.30.

Mendadak perasaan aneh terlintas dari pikiranku, Pandanganku menyisir seluruh sudut dari tempat itu. Aku masih bingung siapakah yang sebenarnya ingin ku cari, kebingungan itu terus bertanya-tanya sampai aku tersadar bahwa aku sedang mencari kehadiran Mantan Kekasihku yang sampai saat ini berhasil membuatku untuk sulit melupakan dia. Belum pasti benar aku hanya ingin sekedar melihatnya atau perasaan rindu ini telah mengalahkan kebencianku terhadapnya. Telah 2 Bulan ini kita sama sekali tidak pernah berbicara meski 1 huruf pun, jangankan untuk saling menyapa saat bertemu saja kita saling membuang muka. Namun aku masih ingat betul keadaanmu dan sedikit raut wajahmu saat terakhir kali kita saling tertawa bahagian berdua, dan itulah yang membuatku sampai saat ini sulit untuk menghapus senyuman manismu. Setalah cukup lama aku mencari seseorang itu, aku pun mendapati sedikit rasa kecewa sekaligus rasa senang karena dia ternyata tidak menghadiri acara malam ini. Aku bahagia karena aku tidak perlu melihat wajahnya lagi yang bisa membuatku semakin tersiksa dan sedikit rasa kecewa itu tak lain karena sedikit kembali mengkhawatirkanmu.

Mungkin inilah yang memang harus ku terima saat perayaan natal ku yang terakhir di sekolah yang akan kutinggalkan beberapa bulan lagi. Sangat berbeda dengan 2 natal sebelumnya, kali ini aku benar-benar sendiri dan tidak merasakan sedikitpun kebahagiaan. Tak ada rasa sayang, tak ada kado natal bahkan tak ada seseorang yang mau sedikitpun memperdulikanku. Memang karena kesalahanku dulu semua temanku menjadi antipati kepadaku bahkan sahabatku semua menjauh dariku. Di sisa bulan ku jalani di sekolah ini mungkin aku akan terus menyendiri. Aku memang harus terbiasa dengan semua ini. Meski terkadang perasaan ini mengalami sedikit iritasi karena keadaan yang kualami sekarang. Namun yang ku yakini ini yang membuatku lebih tegar menjalani semuanya.

*Dan sampai natal ini aku menyesal masih mengingatmu dan tidak bisa menghapusmu. Mungkin dengan cara kamu menjauh dari ku tidak akan pernah bisa membuatku melupakanmu. Harapanku hanyalah kamu yang bisa kembali respect padaku seperti dulu dan aku akan pastikan jika perhatian mu nanti akan membuatku melupakan perasaan ini seperti yang kamu mau.*

Sabtu, 04 Januari 2014

Harapanku dan Setitik Coretan yang Tak Terlupakan

Pagi ini aku terbangun dalam sunyi nya suasana dalam kamarku. Aku menatap ke sebuah jendela yang telah lama terpasang di salah satu sudut kamarku, aku juga memandangi foto masa kecilku yang terpajang indah di samping sebuah Salib yang selalu mengingatkanku pada masa-masa indah waktu aku basih balita. Aku tak lupa memandangi langit-langit kamarku yang terlihat sedikit kusam karena jarang aku membersihkanya dan hingga kudapati semua itu terlihat sama meskipun ini telah menginjak tahun yang baru. Aku sedikit menghela nafas untuk segera mengumpulkan serpihan-serpihan nyawaku sampai kusadari sampai saat ini aku belum pernah bisa melupakan seorang gadis yang dulu pernah aku cintai.

Seluruh rangkaian Move On yang ku jalani ternyata menghasilkan kegagalan yang tidak pernah bisa ku prediksikan. Aku tidak mengira sebentar saja mencintaimu butuh lebih dari satu tahun untuk bisa melupakanmu .Kurasa tidak, mungkin lebih dari ini karena sampai saat ini belum ada yang terhapus kenangan tentangmu. Kata-kata bijak untuk Move On telah setiap hari ku dengar dari sahabatku bahkan dari setiap status yang keluar dari sosial media. Buku-buku Ensiklopedia telah habis tak bersisa, serangkaian kegiatan Have Fun pun juga tidak bisa menjadikanku lupa akan waktu itu. Padahal ketika aku berlibur dengan saudaraku aku sempat setengah hari melupakanmu namun pada akhirnya aku kembali memikirkanmu ketika Tweet mu " @mell *** Mergo single wae mel jadi sepi" tiba-tiba muncul menghiasi timeline ku. Aku benar-benar tak cukup kuat untuk bisa melupakan mu, dan aku tak cukup tegar untuk menyimpan perasaan rindu ini padamu. "Aku manusia, dan wajar aku merasakan itu semua. Tapi kenapa hatimu begitu keras seakan tidak memiliki kepedulian terhadap orang lemah sepertiku" Kata-kata itupun tidak pernah berani ku ucapkan ketika kesempatan berpapasan denganmu jarang ku dapat. Dan sekali lagi aku hanya bisa mengagumi mu dari sebuah dunia tersembunyi agar kamu tidak pernah sadar bahwa aku selalu memperhatikanmu.

Serangkaian keinginan yang kubuat untuk meninggalkan tahun lalu banyak yang telah terealisasikan kecuali satu yang paling membuat ku meyesali waktu yaitu keinginan untuk total dalam menghapus kenangan bersamamu. Namun kenyataanya keinginan itu bagaikan sel kanker yang semakin kita berusaha membunuhnya dia akan bertumbuh semakin ganas. 

Liburan ini tinggal menyisakan 1 hari dan aku belum sedikitpun mendapatkan sebuah lembaran baru tanpa sedikitpun coretan kisahmu tertuang di dalam nya. terlalu sakit jika nantinya muncul kembali setitik kisah itu, dan aku tidak mungkin terus menerus mengganti lembaran demi lembaran kisah dalam hidupku. Memang sebelum liburan aku selalu memantapkan rencana bahwa pergi keluar kota agar tidak mengingat kisah di Semarang yang pernah menggores kalbu ku. Namun 10 hari tinggal di Pati dan Kudus tidak sedikitpun membuatku beranjak dari jeritan masa lalu yang kelam.

Aku tidak pernah tau apa yang akan terjadi pada tahun ini, akankah aku bisa melupakanmu atau akankah aku akan tetap seperti sekarang ini. Aku juga tidak akan tahu siapa yang nantinya akan menemaniku ketika aku sepi,yang akan memberiku semangat ketika semangatku hilang dan yang akan mengusap air mataku ketika aku menangis karena kegagalan, akankah ada seseorang atau aku memang tidakdirkan tetap melakukan semua itu sendiri, namun aku yakin akan ada yang menggenggam dan mengisi ruang kosong dalam jemariku ini.

Jika aku terus menerus berada dalam keadaan ini, aku sadar akan selamanya aku merasakan risau seperti sekarang ini. Mungkin aku hanya perlu merubah Planing ku untuk tidak berusaha melupakan mu lagi, namun aku berusaha menikmati setiap ingatan yang selalu kembali kepadamu. Dan aku hanya bisa yakin, disaat aku begitu menikmati ingatan itu aku sampai tidak sadar bahwa aku telah sepenuhnya berhasil melupakan mu dan kisah yang dulu. Aku hanya ingin menikmati itu, sekolahku dan keluargaku yang tidak pernah tergantikan dalam hidupku. Karena masa depanku bukanlah terletak pada dirimu namun aku sendiri yang bisa membuatnya. Aku juga percaya jika aku berusaha sekarang dan sukses nantinya pasti kamu akan dengan mudah kembali padaku tanpa aku bersusah payah untuk mengerjarmu lagi. 
Amin dan Amin.


*Harapan dan doaku di Tahun 2014
 1. Keluarga bahagia selalu
 2. Lulus UN dan PTN, terutama masuk di Univ Negeri
 3. Melupakanmu setelah mengetahui kamu telah benar-benar bahagia