Aku terbangun dari sebuah mimpi yang membuatku begitu cemas dan sedikit menyeramkan. Awalnya aku berfikir bahwa ini benar-benar terjadi pada hidupku. Mimpi ini terlihat begitu nyata sehingga aku sendiri tak bisa merasakan jika ini hanyalah sebuah mimpi. Aku begitu heran tak biasanya aku bermimpi seburuk ini jika semalam aku tidak memikirkan seseorang untuk kurindukan. Memang aku sering sekali merindukan dan memikirkan seseorang dan itu pasti terbawa menjadi mimpi yang indah bahkan tak sedikit menjadi mimpi yang menyeramkan. Ku pikir kembali kenapa ini berbeda dengan sebelumnya. Aku berusaha mengingat siapa yang hampir terbunuh bersamaku dalam mimpi semalam. Siapa yang begitu ku takuti pergi dari hidupku. Sekejap pertanyaan-pertanyaan itu hanyut dalam sebuah pesan yang masuk dalam ponselku. Ku buka perlahan dengan sedikit trauma dan akhirnya aku mendapati hanyalah pesan dari seorang sahabatku yang berisikan ajakan untuk "Hang Out" nanti siang.
Ini bukan persoalan mimpiku semalam, namun yang ku khawatirkan hanyalah firasatku yang begitu membuatku sedikit takut akan terjadi sesuatu yang tidak ku inginkan.
Tak lama hari mulai memasuki tengah siang dan aku harus ketemuan dengan Rory sahabat ku dari kecil. Gadis cantik berambut pirang ini tidak pernah pergi tanpaku. Meski dia tidak single namun dia tidak pernah menomor duakan aku dibanding pacarnya. Aku sangat bersyukur memiliki malaikat untuk menemaniku sepertinya. Dan aku lebih bersyukur tidak pernah memiliki rasa yang lebih dari perasaan sebagai seorang sahabat atau sebagai keluarga.
Aku masuk perlahan kedalam sebuah ruangan yang sudah ku kenal betul, ruangan ini tak pernah tampak kotor apalagi berantakan. Karena Rory tidak pernah nyaman jika kamarnya sedikit saja terlihat kacau. Dengan sedikit cemas ku dapati Rory sedang mengusap air matanya dan sapa ku membuatnya berbalik ke arahku dan dia memberikan senyum hambar padaku. Reflek tubuhku pun langsung menuju ke arahnya dan aku langsung memeluknya erat dan membisikkan "apa yang sebenarnya terjadi padanya?". Rory tidak memberikan jawaban apapun. Aku kenal benar dia tidak pernah seperti ini. Dia tidak pernah menyembunyikan apapun dari aku. Firasatku mulai mengarahkanku pada Aldo cowok yang ku curigai mempermainkan Rory.
Hampir satu jam aku duduk disamping Rory yang sembari tadi hanya melamun seperti tidak memiliki daya untuk bertahan hidup. Air matanya terus keluar tanpa ada satu nada pun yang keluar dari mulutnya. Aku mulai panik jika dia terus menerus melakukan hal seperti ini. Aku menggenggam tanganya dan terus berusaha untuk membuatnya kembali pada dirinya yang dulu. Aku tahu usahaku akan sia-sia jika Rory tidak mendapatkan apa yang diinginkanya saat ini.
Hari ini bernar-benar terjadi. Apa yang terjadi pada Rory benar-benar aku rasakan. dia tidak pernah melakukan hal seperti ini. Dia selalu ceria jika ada aku di sampingnya, tapi yang kudapati sekarang hanya tatapan kosong Rory saat aku di sampingnya. Segelas coklat panas yang biasanya dia habiskan sekaligus pun sudah menjadi dingin karena tidak sedikitpun tersentuh olehnya. Akhirnya aku mulai memeluknya kembali dan sedikit terkejut dia mulai membalas pelukanku dan mulai merengek di pundakku seperti biasa dia lakukan. Semua itu membuatku bahagia ketika Rory mulai menceritakan semua nya yang dia alami sekarang, dan tebakanku sebelumnya sangat tepat bahwa dia di selingkuhi oleh aldo yang dari dulu memang "bajingan" .
Tangisan Rory begitu membuatku tidak tahan mengeluarkan air mata, tapi aku harus kuat untuk membuat Rory bangkit kembali. Dia begitu mencintai Aldo, dia begitu hilang kendali sambil memukuli punggungku dalam pelukanya, ku biarkan Rory mengeluarkan semua kekecewaanya, Semakin kencang Rory memukul punggungku semakin kuat aku harus menahan jeritan ku.
Keadaan mulai mereda dan Rory mulai tersadar akan keberadaanku, dia menangis karena telah membuatku merasa sakit,
Setelah suasana ketegangan mulai hilang, aku mulai melakukan hal konyol untuk membuat Rory kembali tersenyum. Aku juga menunjukkan kembali Foto-foto Aldo saat berselingkuh dulu dan Rory tidak mempercayainya karena tidak melihatnya langsung. Dan aku segera mengusap air mata Rory dan berusaha meyakinkan bahwa aldo sama sekali tidak pantas jika hanya menyakitinya. Rory sontak menggelitiku dan mengucapkan maaf karena tidak mempercayaiku sebelumnya.
Sejak saat itu aku mengerti bahwa aku benar-benar menyayangi rory seperti aku menyayangi diriku. Aku percaya benar-benar ada ikatan batin antara aku dan rory. aku juga yakin firasat burukku tadi pagi yang tak lain mengenai Rory. Dan sejak saat ini kami berjanji untuk tidak pernah membuat satu sama lain merasa khawatir lagi. Dan aku berjanji pada diriku akan menjaga Rory seperti aku menjaga keluargaku.