Yogyakarta, 23 Agustus 2014
Langit pagi ini menunjukkan pukul 6.00 dengan suara kicauan burung yang tak lagi sama, dengan suara gemuruh angin baru dengan hembusan yang terasa lebih dingin bagiku. Ya, awalku hidup dan menetap di kota baru, kota yang sebelumnya belum terbayangkan untuk ku tinggali, Yogyakarta adalah nama kota ini dengan segelintir adat dan budaya yang baru. Namun kehidupanku tidak seindah itu awalnya karena aku bukanlah menempati sang kota iu, aku hanya di sebagian kecil dari daerah Provinsi Jogja, di sebuah kota kecil yang bernama sleman.
Pagi itu setelah ku bangun dari tidurku aku bergegas untuk mandi karena ini adalah hari pertama aku OSPEK Fakultas di salah satu Universitas Swasta di Jogjakarta. Sebenarnya aku sama sekali tidak tertarik dengan acara menyebalkan ini yang sepengetahuanku hanya untuk ajang mempermalukan atau bertindak seenaknya oleh Kakak tingkat kepada mahasiswa baru, bahkan aku sudah berlatih untuk tidak menunjukkan rasa takut ketika nanti aku diperlakukan seperti itu. Acara menyebalkan ini dinamakan "Titrasi", entah apa tujuan membuat acara ini namun yang ku tahu aku harus lolos Ospek ini agar aku bisa resmi menjadi Mahasiswa Baru di Universitas ini.
Antrian kamar mandi kos-kosan ku membuat ku geram karena aku bisa mati langkah awal jika datang terlambat. Akhirnya aku putuskan untuk meminta ijin untuk mendahului mandi karena aku tidak mau di hukum sebelum acara dimulai. Mata ku terbelalak ketika aku melihat jam di ponselku menunjukkan pukul 6:50 dan secepat kilat aku bergegas mengambil motor untuk segera berangkat ke kampus. Malang seribu malang motor yang seharusnya bisa membawaku ke kampus pagi itu justru mengalami kemacetan kunci pengamanya, akhirnya aku putuskan dengan sisa waktu 5 menit aku berlari sejauh 500 meter untuk sampai ke kampus.
Dengan nafas terengah-engah aku masuk ke hall kampus tempat berkumpulnya para Maba (Mahasiswa Baru), aku sedikit kesal karena di pintu masuk hall aku menyapa seorang panitia tanpa ada balasan dan malah dia memberikan wajah jutek nya untuk menyambutku, namun aku segera tak peduli dan sedikit penasaran dengan kakak panitia tersebut. Setelah aku masuk aku mencari namaku untuk memastkan aku berada di kelompok berapa dan juga siapa teman yang menjadi kelompokku. Tak lama aku mencari akhirnya aku mendapati aku berada di kelompok 8. Tak lama aku berdiri di barisan aku langsung mendapatkan dua teman yang menyapaku ramah, dia bernama Deni Aditya ( Purwokerto ) dan Purwa Yoga (Bali). Aku berusaha menyesuaikan dengan kebiasaan mereka dan percakapan mereka yang berbeda dengan tempatku berasal.
Acara dimulai dengan basa basi duo MC yang menurutku jayus abis, dengan leluconya yang garing, memang sih kadang sedikit lucu tapi belum cukup membuatku tertawa, Gama dan Ines namanya. Berjalanya acara hingga setengah paruh belum membuatku merasa tertarik. Aku masih menganggap acara ini begitu membosankan. Dampok ( Pendamping Kelompok ) ku memang sedikit ramah, itulah sedikit alasan kenapa aku masih nyaman sejauh ini berada disini karena aku bisa bertanya dan berbasa-basi dengan dampokku yang mempunyai paras manis. Olivia Gitta dampokku yang akan membimbingku sampai akhir acara titrasi berlangsung,
" Dan inilah acara yang kita tunggu yaitu perkenalan kakak Panitia titrasi 2014 " Kata Gamma dengan suaranya yang membuat suasana berubah . Spertinya bukan hanya suasana yang berubah, namun ketertarikan ku terhadap acara ini sedikt berubah, Aku masih penasaran dengan Kakak panitia yang judes dengan ku pagi tadi.
" Dan inilah Coordinator Keamanan Ttrasi... Adiss " Sambut Ines dengan lantang . Sentak pandanganku terfokus padanya karena akhirnya aku mengetahui orang yang tadi pagi adalah Coordinator keamanan yang bagaikan Raja singa di tengah hutan karena dampok ku menceritakan kalo keamanan lah yang nanti akan membuat kita menangis. Namun hal itu tidak membuatku takut, aku justru penasaran dengan kakak itu dan terus memperhatikanya hingga sesi ini selesai.
Ini adalah sesi yang menurutku sedikt tidak membosankan, karena setiap kelompok diberikan waktu untuk lebih kenal satu sama lain dan lebih dekat lagi dan pemilihan ketua kelompok untuk mengkoordinasi kelompok selama titrasi berlangsung. Setelah hening beberapa saat karena tidak satupun mau menawarkan diri, Arin pun mengangkat tanganya dan sejak saat itu 4 laki-laki kelompok 8 harus mengakui bahwa pemimpin nya adalah seorang wanita dan mengakui bahwa kita kurang berani memimpin. Bagiku itu tidak masalah karena aku tidak tertarik untuk itu. Selanjutnya, selesai kita diberi tugas membuat yel-yel yang bersangkutan dengan nama kelompok "Gestamag" adalah nama kelompok kami. Dengan berbekal pengetahuan gestamag adalah nama sebuah produk obat maag dan tak lama yel-yel kami pun terbentuk. Ini adalah sesi kita memperlihatkan serunya yel-yel yang dibuat masing masing kelompok, dan tiba giliran gestamag menunjukkan yel-yel yang telah kita buat. Dengan berbekal kepercayaan diri tinggi dan suara yang lantang walaupun tidak merdu seluruh teman-teman gestamag menyanyikan...
" Sakit perut dimalam minggu, paling enak minum gestamag.
Gestamag bang... Gestamag... ( suara wanita di gestamag )
Enak neng... silahkan gestamag ( Suara laki-laki ) #Nada Belah Duren - Julia Peres
Baca aturan pakai..Bila sakit berlanjut hubungi dokter! "
Dengan Yel-yel tersebut gestamag menang yel-yel terbaik dan semenjak saat itu kelompok kami menjadi sorotan banyak pihak baik dari panitia maupun kelompok lain
Tak terasa serangkaian acara hingga jam menunjukkan pukul 5.40 menandakan sebentar lagi acara akan usai. Namun tanpa kita sadari setelah kita di bubarkan dari barisan, kita berkumpul di hall awal untuk membahas Tugas-tugas yang akan di bawa di titrasi 1 dan dengan sedikit kesal dan pasrah kita mencatat segala tugas yang diberikan untuk nantinya kita kerjakan bersama keesokan harinya....
***********